Yang paling unik dari desa ini adalah, waktu melaksanakan shalat tarawih di desa ini tidak seperti warga muslim Bali lainnya, penduduk desa ini melakukan shalat tarawih saat menjelang tengah malam, yaitu pukul sekitar 22.00 yang kemudian dilanjutkan dengan tadarus al-Qur'an yang biasanya dimulai pada pukul 23.00. Alasannya, Shalat tarawih saat bulan Ramadhan ini dilakukan menjelang tengah malam agar memberi kesempatan kepada warga yang rumahnya berjauhan dari masjid dan yang memiliki kesibukan agar bisa shalat tarawih di satu-satunya masjid besar di desa ini, yaitu masjid Safiinatussalaam.
Bulan Ramadhan bagi warga desa Pegayaman terasa sangat istimewa. Hari-hari yang
biasa menjadi luar biasa karena kehidupan jadi berbalik. Siang jadi malam, dan
sebaliknya malam adalah pusat aktivitas untuk anak-anak, remaja, dan orang tua. Ketika siang hari, mereka suntuk dengan kegiatannya masing-masing.
Saat datang waktu berbuka puasa, jalan-jalan desa mendadak sepi. Tapi satu jam kemudian,
anak-anak berebut keluar dari rumahnya. Alasannya, di desa ini terdapat pasar senggol saat Ramadhan. Sebentar saja, mereka sudah memenuhi
lorong-lorong jalan desa untuk berbagi rejeki di pasar senggol. Pasar ini
memang khusus untuk anak-anak. Mereka menggelar meja berisi makanan kecil dan
buah-buahan. Harganya pun cocok untuk kantong anak-anak. Jeruk dijual Rp 300
per buah, demikian pula salak, sawo, dan apel. Sate usus dijual Rp 200 per
tusuk.
Sementara
itu, remaja dan para orang tua menjalankan tarawih. Masjid, musolla dan
sejumlah rumah warga masih akan ramai sampai jelang waktu sahur dengan kegiatan
tadarusan. Begitulah seterusnya kegiatan ini diadakan setiap datangnya bulan suci Ramadhan.
0 comments:
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik !